Cicilan Hutang Macet
Kepala Bocor Dipukul Pakai Tongkat
SIANTAR
Lantaran cicilan hutang macet, kepala Rosmaida br Nainggolan bocor dipukul pakai tongkat, oleh Boru Manurung tetangganya.
Kennedy Situmorang, suami Rosmaida br Nainggolan, Jumat (12/8) sekira jam 14.00 wib, sebelum mendapat giliran membuat pengaduan resmi ke Polisi, di Mapolres Siantar kepada Siantar 24 Jam, didampingi istrinya, warga Jalan Medan Simpang Rami Kecamatan siantar Martoba, itu menceritakan peristiwa pemukulan terhadap istrinya terjadi, sekitar jam 09.30 wib.
Ketika itu, Rosmaida berniat membeli keperluan rumah tangga ke salah satu warung di kawasan kampungnya. Tiba-tiba Boru Manurung menagih cicilan hutang kepada istrinya tersebut.
“Oei…dia utangmu, kata inang itu, lalu kujawab, ribut nai on, datang inang itu diancamnya aku, ahhh…hu antuk maho annon, baru ku bilang, antuk ma. Habis itu aku langsung dipukul pakai tongkatnya (Oei…mana utangmu, kata ibu itu, lalu kujawab, ribut kalilah kau, datang ibu itu diancamnya aku, ahhh…kupukullah kau nanti,baru kubilang, pukullah, setelah itu aku langsung dipukul pakai tongkatnya,red),”ungkap Rosmaida memotong cerita suaminya, dengan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Batak.
Ibu 6 anak berusia 39 tahun, itu juga menambahkan, saat dipukul dia sempat mengelak tapi tetap kena pukul, dibagian belakang kepalanya hingga luka dan mendapatkan 4 jahitan, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Djasamen Saragih Jalan Sutomo Kota Siantar.
Rosmaida menjelaskan asal-usul utangnya, yang kata Boru Manurung tinggal Rp 1,5 juta.
“Bulan aku gak ingat, karena sangat mendesak tahun 2010 aku meminjam Rp 900 ribu dengan bunga 10 persen. Bulan Satu (Januari,red) 2011, aku meminjam lagi sebesar Rp 800 ribu dengan bunga 20 persen,”rincinya, serta menambahkan karena belakangan ini, hanya mampu mencicil bunganya dan bahkan 2 bulan terakhir macet.
“Boama da ba, 6 dak-danaki, 5 sikkola, hami pe mangkontrak dope, gajiku Rp 1,3 juta, nahualap pe martonun do di Jabu (Kayak manalah, 6 anaku, 5 sekolah, kamipun masih ngontrak, gajiku Rp 1,3 juta, sedang istriku bertenunnya di rumah),”kata Kennedy, karyawan pabrik roti di amplas Kota Medan, itu memotong penjelasan istrinya.
Masih kata Kennedy, yang mengaku baru pulang dari Medan ketika mengetahui istrinya kena pukul. Pada Bulan Juni kemarin dia pernah menjumpai Boru Manurung, yang masih punya kekerabatan dari marga dengannya, untuk melunasi utang istrinya pada bulan Desember 2011 akan datang.
“Nunga hudok tikki i, sadia pe utang ni istriku hubayar pe lunas, alai bulan 12 on ma, Alana adong do ganti THR annon dilehon perusahaan tu hami Rp 1,3 juta, tinggal manambai Rp 200 ribu nai nama ahu haduan (Udah kubilangnya waktu itu, berapapun utang istriku kubayarpun lunas, tapi bulan Desember inilah, karena ada ganti THR yang akan diberikan perusahaan kepada kami sebesar Rp 1,3 juta, tinggal menambah Rp 200 ribu laginya aku kelak,red),”kata pria berusia 41 tahun itu.
Setelah mendapat giliran membuat laporan pengaduan, dan menceritakan kejadian. Diketahui petugas Kepolisian, antara korban dan pelaku, selain bertetangga masih ada hubungan keluarga. Akhirnya petugas menyarankan mereka, untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan.
“Di dok Polisi i do, dang na so olo halaki manjalo pangaduan nami. Alai hu pikkir-pikkiri, toho do na ni dok Polisi i. Jadi mulak ma jolo hami ate, asa hatop selesai (Dibilang Polisi itu, bukannya mereka tak mau menerima pengaduan kami. Tapi kupikir-pikir, betul yang di bilang Polisi itu. Pulanglah dulu kami ya, biar cepat selesai,red),”kata Kennedy kepada Siantar 24 Jam, selanjutnya permisi meninggalkan Mapolres Siantar.
Kapolres Siantar AKBP Alberd TB Sianipar Sik MH, melalui Kasubag Humas AKP Altur Pasaribu, membenarkan adanya peristiwa tersebut. (Napit)
Komentar
Posting Komentar